PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Istilah teknologi pendidikan pada awalnya tidak ada yang tahu siapa
yang menemukan istilah tersebut, namun dalam perkembangannya teknologi
pendidikan berkembang sangat cepat, hal ini dikarenakan adanya tuntutan dalam
upaya memecahkan masalah manusia dalam melakukan proses belajar. Perkembangan
teknologi pendidikan tentu tidak terlepas dari perkembangan pembelajaran yang
sangat mempengaruhinya.
Teknologi pendidikam merupakan suatu bidang kajian khusus ilmu pendidikan dengan
objek formal “belajar”. belajar bukan
hanya dilakukan oleh dan untuk individu, melainkan oleh dan untuk kelompok,
bahkan juga diperuntukkan oleh organisasi secara keseluruhan. Dengan adanya
teknologi pendidikan, maka kita dapat belajar di mana saja, kapan saja, pada
siapa saja, mengenai apa saja, dengan cara dan sumber dari mana saja. Dan di
sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah
perkembangan definisi “Teknologi
Pendidikan” dari 1960 sampai 2004?
PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN REDEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN MULAI TAHUN 1960 HINGGA 2004
Rumusan tentang
pengertian teknologi pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan, sejalan
dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri.
Di bawah ini
dikemukakan beberapa definisi tentang teknologi pembelajaran yang memiliki
pengaruh terhadap perkembangan teknologi pembelajaran.
1.
Definisi Association
for Educational Communications Technology (AECT, 1963) atau Asosiasi
Komunikasi dan Teknologi Pendidikan).
“Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan
praktek pendidikan yang terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan
pesan untuk mengendalikan proses belajar, mencakup kegiatan: (a)
mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan dalam proses belajar; (b)
penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam
lingkungan pendidikan, meliputi:
perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan pemanfaatan dari komponen
maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah pemanfaatan
setiap metode dan media komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan
potensi peserta didik secara maksimal” (Ely, 1963:18-19).
Definisi di atas masih menggunakan istilah komunikasi
audio-visual, namun telah menghasilkan kerangka dasar bagi pengembangan teknologi
pembelajaran berikutnya serta dapat mendorong terjadinya peningkatan
kualitas dan efisiensi pembelajaran.
2.
Definisi Commission
on Instruction Technology (CIT) 1970.
“Teknologi
pembelajaran diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi
komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran di samping guru,
buku teks, dan papan tulis…..bagian yang membentuk teknologi pembelajaran
adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak
lainnya.”
“Teknologi pembelajaran merupakan usaha sistematik
dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar
untuk suatu tujuan pembelajaran khusus, serta didasarkan pada penelitian
tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi
sumber manusia dan non manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.”
Dengan mencantumkan istilah tujuan pembelajaran
khusus, tampaknya rumusan tersebut berusaha mengakomodir pengaruh pemikiran
B.F. Skinner (salah seorang tokoh Psikologi Behaviorisme) dalam teknologi
pembelajaran. Begitu juga, rumusan tersebut memandang pentingnya penelitian
tentang metode dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran
khusus.
3.
Definisi Silber
1970.
“Teknologi pembelajaran adalah pengembangan (riset,
desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem
pembelajaran (pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta
pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal) secara
sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar”.
Definisi yang dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas
menyebutkan istilah pengembangan. Pada definisi sebelumnya yang dimaksud
dengan pengembangan lebih diartikan pada pengembangan potensi manusia.
Dalam definisi Silber, penggunaan istilah pengembangan memuat dua pengertian,
disamping berkaitan dengan pengembangan potensi manusia juga diartikan pula
sebagai pengembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri, yang mencakup:
perancangan, produksi, penggunaan atau pemanfaatan dan penilaian teknologi
untuk pembelajaran.[1]
4.
Definisi MacKenzie dan
Eraut 1971.
Teknologi
pendidikan merupakan studi yang sistematik mengenai cara bagaimana tujuan
pendidikan dapat dicapai (seperti yang dikutip oleh Ely,1973:52).[2]
Definisi sebelumnya meliputi istilah, “mesin”,
instrumen” atau “media”, sedangkan dalam definisi ini tidak menyebutkan
perangkat lunak maupun perangkat keras, tetapi lebih berorientasi pada proses
dalam mencapai tujuan.[3]
5.
Definisi AECT 1972.
Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang
sudah ada (1963, 1970, 1971), dengan memberikan rumusan sebagai berikut :
“Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang
berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha
sistematik dalam : identifikasi, pengembangan, pengorganisasian dan pemanfaatan
berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses
tersebut”. Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-visual
sebagai suatu bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi
pendidikan merupakan suatu profesi.
6.
Definisi
AECT 1977.
Teknologi
pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi: orang, prosedur,
gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang,
melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek
belajar pada manusia (AECT , 1977:1).
Dalam defenisi
sebelum 1994 terdapat beberapa istilah dan orientasi yang muncul yang digunakan
dalam Teknologi Pembelajaran. Hal yang sangat jelas tampak adalah istilah yang
digunakan dalam beberapa defenisi tersebut antara lain:
a.
Defenisi Tahun 1963 menggunakan
istilah Teknologi Pembelajaran dengan komunikasi audiovisual. Orientasi pada
definisi ini adalah teori dan praktek serta kawasannya meliputi : perencanaan,
penggunaan, pengelolaan dan pengembangan.
b.
Definisi tahun 1970 menggunakan
istilah yang sama dengan tahun 1994 yaitu teknologi pembelajaran yang
berorientasi kepada praktek dan kawasannya meliputi : perancangan, pelaksanaan,
dan evaluasi.
c.
Definisi tahun 1971 menggunakan
nama teknologi pendidikan. Sedangkan orientasi dan kawasannya belum dijelaskan
pada defenisi tahun ini.
d.
Definisi tahun 1972 menggunakan
nama teknologi pendidikan yang berorientasi kepada praktek dan kawasannya
meliputi pengembangan, pangaturan, penentuan, penggunaan, dan pengelolaan.
e.
Definisi tahun 1977 menggunakan istilah
teknologi pendidikan dan berorientasi kepada teori dan praktek. Dalam orientasi
tersebut kawasan dalam defenisi ini meliputi menganalisis, merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola.[4]
7.
Definisi AECT 1994.
“Instructional technology is the theory and
practice of design, development, utilization, management and evaluation of
processes and resources for learning’ (Seels dan Richey, 1994, p.1)”
Teknologi pembelajaran adalah
teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta
evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.
Meski dirumuskan
dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini sesungguhnya mengandung
pengertian yang mendalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi
pembelajaran sebagai suatu bidang garapan dan profesi, yang perlu
didukung oleh landasan teori dan praktek. Definisi ini juga
berusaha menyempurnakan wilayah atau kawasan bidang kegiatan teknologi
pembelajaran melalui kajian terori dan penelitian. Di samping itu, definisi ini
berusaha menekankan pentingnya proses dan produk.
8.
Definisi menurut Anglin 1995.
“Teknologi pendidikan adalah kombinasi dari
pembelajaran, belajar, pengembangan, pengelolaan, dan teknologi lain yang
diterapkan untuk memecahkan masalah pendidikan.” (Anglin, 1995:8)
Definisi ini memandang teknologi pendidikan sebagai
salah satu cabang dari disiplin ilmu pendidikan yang berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi. Sejak dimasukkannya unsur teknologi ke dalam kajian dan
praktek pendidikan, semenjak itulah lahir disiplin teknologi pendidikan.
9.
Definisi
menurut Hackbarth 1996.
“Teknologi pendidikan adalah konsep multidemensional
yang meliputi: 1) suatu proses sistematis yang melibatkan penerapan
pengetahuan dalam upaya mencari solusi yang dapat digunakan dalam memecahkan
masalah-masalah belajar dan pembelajaran, 2) produk seperti buku teks,
program audio, program televisi, software komputer, dan lain-lain, 3)
suatu profesi yang terdiri dari berbagai kategori pekerjaan, dan 4)
merupakan bagian spesifik dari pendidikan.” (Hackbarth, 1996)
Berdasarkan definisi ini teknologi pendidikan
mempunyai dua bidang kajian utama, yaitu: a). mengkaji tentang teori
belajar dan perilaku manusia lainnya (soft technology), dan b).
mengkaji teknologi terapan yang diaplikasikan untuk memecahkan masalah
pembelajaran (hard technology). Namun, fokus dari teknologi pembelajaran
bukan pada proses psikologis bagaimana peserta didik belajar, melainkan pada
proses bagaimana teknologi perangkat lunak dan keras digunakan
mengkomunikasikan pengetahuan, keterampilan, atau sikap kepada peserta didik
sehingga peserta didik mengalami perubahan perilaku seperti yang diharapkan
(Atwi Suparman, 2004: 30).
10.
Definisi
menurut AECT (2004).
“Educational technology is the study
and ethical practice of facilitating learning and improving performance by
creating, using, and managing appropriate technological processes and
resources” (AECT, 2004).
Definisi terbaru teknologi pendidikan adalah studi dan
etika praktek dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja
dengan cara menciptakan, menggunakan atau memanfaatkan dan mengelola proses dan
sumber-sumber teknologi yang tepat. Dengan demikian tujuannya masih tetap untuk
memfasilitasi pembelajaran agar lebih efektif, efisien dan menyenangkan serta meningkatkan
kinerja.[5]
Adanya
perbedaan istilah yang digunakan sering menimbulkan berbagai persoalan dalam
penggunaan istilah
teknologi pembelajaran. Penggunaan istilah “educational” dan “instructional”
oleh masing-masing pakar memiliki alasan tersendiri. Seperti educational
membantu mempertahankan fokus yang lebih luas untuk bidang teknologi
pendidikan, dan instructional lebih berkonotasi pada lingkungan sekolah.
Namun dengan
adanya perbedaan tersebut tidak merupakan satu perpecahan dalam mengkategorikan
dari masing-masing istiah tersebut. Istilah tersebut tetap akan terpakai sesuai
dengan tujuan dari masin-masing penggunaannya. Karena teknologi pembelajaran
merupakan bagian dari teknologi pendidikan, dalam pengertian bahwa teknologi
pembelajaran merupakan bentuk operasional dari teknologi pendidikan.[6]
PENUTUP
Kesimpulan
Jika kita
amati isi kandungan definisi teknologi pembelajaran di atas, tampaknya dari
waktu ke waktu definisi teknologi pembelajaran telah mengalami proses perubahan
menuju penyempurnaan. Yang semula hanya dipandang sebagai alat ke sistem yang
lebih luas, dari hanya berorientasi pada praktek menuju ke teori dan praktek,
dari produk menuju ke proses dan produk, dan akhirnya melalui perjalanan
evolusionernya saat ini teknologi pembelajaran telah menjadi sebuah bidang dan
profesi.
Sejalan
dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian
pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka tidak
mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan
memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh
memberikan manfaat bagi pencapaian efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN
http://gesitalhanif.blogspot.com/2012_01_01_archive.html, 12 Maret 2014.
http://yudhantaraadri.wordpress.com/2009/12/31/pengertian-teknologi-pembelajaran-tp-dan-berbagai-konsep-di-bidang-tp-oleh-novrianti-m-pd/. 14 Maret 2014.
No comments:
Post a Comment