BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah makro adalah masalah-masalah pendidikan yang secara
global atau universal dirasakan oleh hampir semua institusi pendidikan dalam
proses pembelajarannya. Masalah pada tataran makro berhubungan dengan kondisi masyarakat
dan lingkungan yang secara makro mempengaruhi proses pembelajaran, misalnya
perkembangan media hiburan (seperti play station sampai ke pelosok desa) yang
sulit di kendalikan dan mempengaruhi para siswa. Masalah pada tataran makro,
agak sulit untuk ditangani oleh guru secara langsung. Hal ini harus ditangani
secara bersama-sama dengan pihak terkait baik itu atasan guru (kepala sekolah)
maupun pihak dinas pendidikan dan pihak komite sekolah. Masalah-masalah pada
kategori ini juga memerlukan bantuan pihak luar seperti masyarakat / orang tua
siswa. Sedangkan masalah pada tataran mikro berhubungan dengan masalah -
masalah yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas.
Masalah pada tataran mikro adalah masalah yang dialami guru secara langsung
pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Jadi wujudnya lebih konkrit dan
dapat ditemukan dalam rutinitas keseharian pendidikan/pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian pembelajaran?
2. Apa saja yang termasuk ruang lingkup
pembelajaran makro?
3. Apa saja problem dalam pembelajaran
makro?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Belajar
Pengertian belajar telah mengalami perkembangan secara
evolusi, sejalan dengan perkembangan cara pandang dan pengelaman para
ilmuan. Pengertian belajar dapat didefinisikan sesuai dengan nilai filosofis
yang dianut dan pengalaman para ilmuan atau pakar itu sendiri dalam mengajarkan
peserta didiknya.Muhammad Ali (1987: 10-11) menyatakan, pengertianbelajar
maupun yang dirumuskan para ahli antara yang satu dengan yang lainnya terdapat
perbedaaan.[1]
Perbedaan ini disebabkan oleh latar belakang pandangan maupun teori yang
dipegang.
Sedangkan pembelajaran yang
diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti
petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah
dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses,
perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.
(KBBI)
Dengan kata lain, kegiatan
pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat proses mengajar,
membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur serta memfasilitasi
berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga tercapai tujuan
pendidikan. Pembelajaran juga diartikan sebagai usaha sistematis yang
memungkinkan terciptanya pendidikan.[2]
B.
Ruang Lingkup
Pendidikan dalam ruang lingkup
artinya mengkaji pendidikan yang dilaksanakan dalam skala kecil, dan pendidikan
dalam ruang lingkup makro, kita mengkaji pendidikan yang dilaksanakan dalam
skala besar.
Pendidikan yang
dilakukan secara
nasional dengan segala perangkat aturannya seperti undang-undang sistem
pendidikan nasional, pendidikan mencakup pendidikan sekolah dan luar sekolah
berlangsung seumur hidup hal tersebut melakukan tinjauan pendidikan
secara makro (besar).[3]
C.
Strategi pembelajaran makro
Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang
melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip. Strategi makro
berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan, membuat sintesis dan
rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan konsep apa yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu pada
keputusan untuk menata dengan urutan tertentu konsep yang akan diajarkan. Pembuatan
sintesis diantara konsep prosedur atau prinsip. Pembuatan rangkuman mengacu
kepada keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang konsep serta
kaitan yang sudah diajarkan.[4]
D.
Problematika dan solusi dalam
pembelajaran makro
Kendala peningkatan mutu pendidikan ini disebabkan
karena pemberian peranan yang kurang proporsional terhadap sekolah, kurang
memadainya perencanaan, pelaksanaan, dan ketidaksesuaian pengelolaan sistem
kurikulum, lingkungan kerja yang tidak kondusif, tidak cukupnya jam pelajaran,
kurangnya sumber daya, dan pengadan staf, serta tidak merata secara nasional.
Solusi yang ditawarkan untuk Peningkatan Mutu
Pendidikan:
1.
Pengembangan
kurikulum termasuk cara penyajian pelajaran dan system study pada umumnya.
2.
Pengadaan
buku-buku pelajaran pokok untuk murid serta buku pedoman guru sekolah dasar dan
sekolah-sekolah lanjutan, buku-buku pelajaran kejuruan dan tehnik untuk
sekolah-sekolah yang memerlukannya dan buku-buku perpustakaan dalam berbagai
bidang study pada pendidikan tinggi.
3.
Pengadaan
alat-alat peraga dan alat-alat pendidikan lainnya pada sekolah dasar (SD), TK,
dan SLB, laboratorium IPA dan SMP & SMA, fasilitas dan perlengkapan latihan
dan praktik pada sekolah-sekolah kejuruan dan tehnik serta laboratorium untuk
berbagai bidang ilmu pendidikan untuk Perguruan Tinggi.
4.
Pengadaan
buku bacaan yang sehat dan bermutu melalui perpustakaan sekolah. (Departemen
Pendidikan Nasional DEPDIKNAS (2002)).
5.
Perlu
kiranya dilakukan kegiatan-kegiatan untuk peningkatan mutu guru antara lain,
dengan presensi kedisiplinan guru; pertemuan guru/rapat guru untuk memperbaiki
situasi belajar mengajar di sekolah; penataran guru untuk meningkatkan
kemampuan profesionalisme guru; mengikuti kursus pendidikan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan guru; mengadakan lokakarya untuk meningkatkan mutu
hidup pada umumnya serta mutu dalam hal pekerjaan.[5]
BAB
III
KESIMPULAN
pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat
proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur serta
memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga
tercapai tujuan pendidikan. Pembelajaran juga diartikan sebagai usaha
sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan.
Pendidikan makro adalah pendidikan yang dilakukan secara
nasional dengan segala perangkat aturannya seperti undang-undang sistem
pendidikan nasional, pendidikan mencakup pendidikan sekolah dan luar sekolah
berlangsung seumur hidup hal tersebut melakukan tinjauan pendidikan
secara makro (besar).
Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi
isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau
prinsip.
Kendala
peningkatan mutu pendidikan ini disebabkan karena pemberian peranan yang kurang
proporsional, kurang memadainya perencanaan, pelaksanaan, dan ketidaksesuaian
pengelolaan sistem kurikulum, lingkungan kerja yang tidak kondusif, tidak
cukupnya jam pelajaran, kurangnya sumber daya, dan pengadan staf, serta tidak
merata secara nasional, maka hendaknya mengevaluasi problem tersebut agar semua
kendala segera terselesaikan demi peningkatan mutu pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Nanang Hanafiah
dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika
Aditama.
https://dewiqueenastitii.wordpress.com/tugas-kuliah/permasalahan-pendidikan-di-tingkat-makro-messo-dan-mikro/.
diakses pada 28 maret 2015
http://yoeyhanfebryani.blogspot.com/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html.
diakses pada 28 maret 2015
http://eckaneumandiani.blogspot.com/2013/03/pendidikan-dalam-ruang-lingkup-mikro.html.
diakses pada 28 maret 2015
http://makalahbelajardanpembelajaran.blogspot.com/. diakses pada 28 maret 2015
[1] Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana.
2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama, hlm. 5
[2] http://makalahbelajardanpembelajaran.blogspot.com/
[3]
http://eckaneumandiani.blogspot.com/2013/03/pendidikan-dalam-ruang-lingkup-mikro.html
[4]
http://yoeyhanfebryani.blogspot.com/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
[5]
https://dewiqueenastitii.wordpress.com/tugas-kuliah/permasalahan-pendidikan-di-tingkat-makro-messo-dan-mikro/
No comments:
Post a Comment