Thursday 16 October 2014

MENGENAL METODOLOGI PENELITIAN, KEBENARAN DAN PENELITIAN ILMIAH


 

BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Pengetahuan tentang metode penelitian semakin bermanfaat dan menjadi salah satu pendidikan yang penting bagi mahasiswa putra dan putri yang sedang mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi. Dengan adanya metode penilitian ini dapat memberikan deskripsi, eksplanasi, prediksi, motivasi, inovasi dan juga dasar-dasar teoritis bagi pengembangan pendidikan. Dalam pendidikan yang baik mampu meningkatkan kualitas bangsa, mengembangkan karakter, memberikan keunggulan, dan kemampuan berkreasi. Didalam penilitian mampu menemukan, mengembangkan, dan membuktikan kebenaran ilmiah suatu penelitian maupun ilmu pengetahuan.

B.       Rumusan Masalah
1.         Apa yang dimaksud Metode Penelitian dan Metodologi Penelitian?
2.         Apa perbedaan antara Metodologi Penelitian dan Metode Penelitian?
3.         Apa saja hubungan Ilmu dan Penelitian?
4.         Apa yang dimaksud dengan Kebenaran?
5.         Apa yang dimaksud dengan Penelitian Ilmiah?
6.         Bagaimana cara memperoleh Kebenaran Ilmiah dan Non Ilmiah?












BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Metode Penelitian dan Metodologi Penelitian
Menurut bahasa (etimologi), Metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta (sepanjang), hodos (jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang di tempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian.
Menurut istilahMetodologi berasal dari bahasa yunani yakni metodhos dan logos, metodhos berarti cara, kiat dan seluk beluk yang berkaitan dengan upaya menyelsaikan sesuatu, sementara logos berarti ilmu pengetahuan, cakrawala dan wawasan. Dengan demikian metodologi adalah metode atau cara-cara yang berlaku dalam kajian atau penelitian.[1]
Selain itu metodelogi adalah pengetahuan tentang metode-metode, jadi metode penelitian adalah  pengetahuan tentang berbagai metode yang digunakan dalam penelitian.[2] Louay safi mendefinisikan metodologi sebagai bidang penelitian ilmiah yang berhubungan dengan pembahasan tentang metode-metode yang digunakan dalam mengkaji fenomena alam dan manusia atau dengan kata lain metodologi adalah bidang penelitian ilmiah yang membenarkan, mendeskripsikan dan menjelaskan aturan-aturan, prosedur-prosedur sebagai metode ilmiah.[3]
Metodologi adalah masalah yang sangat penting dalam sejarah pertumbuhan ilmu, metode kognitif yang betul untuk mencari kebenaran adalah lebih penting dari filsafat, sains, atau hanya mempunyai bakat.[4]

B.       Perbedaan antara Metodologi Penelitian dan Metode Penelitian
Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.
Tentang istilah penelitian banyak para sarjana yang mengemukakan pendapatnya, seperti:
1.    David H. Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahanya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
2.    J. Suprapto MA
Penelitian ialah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta sistematis.
3.    Sutrisno Hadi MA
Penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4.    Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau melalui bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahanya.
Dari batasan-batasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan metodologi penelitian adalah suatu cabang  ilmu pengetahuan yang membicarakan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian (meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis, sampai menyusun laporanya) berdasarkan fakta-fakta secara ilmiah.[5]
Metodologi penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu untuk mendapatkan fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru.[6]
Metode penelitian merupakan tuntunan tentang bagaimana secara berurut penelitian dilakukan, menggunakan alat dan bahan apa dan bagaimana prosedurnya.[7] Metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang cara atau langkah dalam penelitiannya.[8]

C.      Hubungan antara Ilmu Pengetahuan dan Penelitian
Penelitian mempunyai hubungan yang sangat erat dengan ilmu. Keduanya seperti kakak adik, tidak dapat dipisahkan. Ilmu lahir karena penelitian dan sebaliknya, ilmu pengetahuan melahirkan penelitian.[9]
Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui atau segala sesuatu yang berkenaan dengan hal. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah suatu usaha manusia secara terus-menerus dan mendalam dengan menggunakan metode berfikir tertentu.[10] Ilmu juga didefinisikan sebagai sekelompok pengetahuan yang  terorganisasi dan sistematis, yang mempelajari gejala-gejala alam dan gejala sosial melalui observasi dan eksperimen. Ilmu bersifat sistematis dan mencoba untuk memahami masalah observasi dan eksperimen yang logis dan runtun. ilmu telah bersungguh-sungguh dan secara jujur berusaha mencari kebenaran berdasarkan bukti empiris dan data objektif. Oleh karena itu, ilmu bersifat objektif dan terbuka sebab selalu dikontrol, diuji, disanggah, dan diperbaiki dan disempurnakan. Dengan demikian, ilmu berkembang secara terus menerus.

D.      Pengertian Kebenaran
Dalam bahasan ini, makna “kebenaran” dibatasi pada kekhususan makna “kebenaran keilmuan (ilmiah)”. Kebenaran ini mutlak dan tidak sama atau pun langgeng, melainkan bersifat nisbi (relatif), sementara (tentatif) dan hanya merupakan pendekatan. Kebenaran intelektual yang ada pada ilmu bukanlah suatu efek dari keterlibatan ilmu dengan bidang-bidang kehidupan. Kebenaran merupakan ciri asli dari ilmu itu sendiri. Dengan demikian maka pengabdian ilmu secara netral, tak bermuara, dapat melunturkan pengertian kebenaran sehingga ilmu terpaksa menjadi steril. Uraian keilmuan tentang masyarakat sudah semestinya harus diperkuat oleh kesadaran terhadap berakarnya kebenaran.
Selaras dengan Poedjawiyatna yang mengatakan bahwa persesuaian antara pengatahuan dan obyeknya itulah yang disebut kebenaran. Artinya pengetahuan itu harus dengan aspek obyek yang diketahui. Jadi pengetahuan benar adalah pengetahuan obyektif.[11]
Kebenaran Ilmiah, yaitu kebenaran yang terbangun/diperoleh berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis, koresponden, dan koheren.[12]

E.       Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah merupakan suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji sesuatu masalah. Usaha demikian juga bertujuan untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsip yang mendasar dan umum berkenaan dengan landasan serta inti masalah tertentu. Penelitian biasa dilakukan atas pedoman berbagai informasi, yakni informasi yang berwujud dalam teori-teori dari hasil penelitian-penelitian terdahulu. Di samping itu penelitian juga dilakukan dengan tujuan untuk menambah atau menyempurnakan teori serta pengetahuan yang telah ada berkenaan dengan masalah yang menjadi sasaran kajian.[13]
Didalam menjaga nilai obyektif atas data yang dikumpulkan setiap penelitian hendaknya berpedoman pada metode ilmiah yang mencakup ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1.    Prosedur penelitian harus terbuka untuk umum dan dapat diperiksa oleh peneliti lain.
2.    Definisi-definisi yang dibuat atau dipergunakan harus tepat dan berdasarkan atas konsep-konsep serta teori-teori yang sudah ada.
3.    Penemuan-penemuan yang ada memungkinkan untuk dapat dikembangkan sebagai sasaran penelitian yang sama dengan menggunakan pendekatan yang berbeda.
4.    Kegiatan penelitian bertujuan memberikan penjelasan, interpretasi dan prediksi-prediksi mengenai gejala-gejala yang dikaji.
5.    Dengan demikian, penelitian itu pada dasarnya dilakukan dalam orientasi untuk mengembangkan kebenaran terdahulu, atau menguji kebenaran terdahulu, dan yang terpenting adalah berusaha menemukan kebenaran baru.[14]
Penelitian ilmiah dapat diartikan sebagai aktivitas penelitian yang dilakukan secara sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis terhadap proporsi-proporsi hipotesis tentang hubungan yang diperkirakan terhadap gejala alam.[15]
Pada dasarnya penelitian merupakan suatu upaya pencarian dan bukannya sekedar mengamati dengan teliti terhadap sesuatu obyek yang mudah terpegang di tangan.[16]
Ada masa pada waktu lampau di mana orang mengatakan bahwa penilitian ilmiah, seperti yang di lakukan dalam ilmu-ilmu pengetahuan alam, tidak dapat dilakukan terhadap gejala-gejala sosial. Dikatakan bahwa kelakuan manusia selalu berubah-ubah, sehingga tidak dapat diramalkan secara ilmiah dan tepat.

F.       Kebenaran Ilmiah dan Non Ilmiah
Manusia akan puas apabila ia memperoleh pengetahuan mengenai apa yang dipermasalahkan dan lebih puas  lagi apabila pengetahuan yang diperoleh itu adalah pengetahuan yang benar. Oleh karena itu manusia mencari dan memperoleh pengetahuan yang benar.
Pada dasarnya ada dua cara untuk memperoleh kebenaran yaitu dengan cara non ilmiah dan cara ilmiah. Cara non ilmiah ini digunakan lebih dulu daripada cara ilmiah  karena keterbatasan daya pikir manusia.
1.    Cara Non Ilmiah
a.    Akal sehat.
b.    Prasangka.
c.    Intuisi.
d.   Penemuan kebetulan dan coba-coba.
e.    Pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis.
2.    Cara Ilmiah
Pengetahuan yang diperoleh dengan penekatan ilmiah melalui penelitian ilmiah dan dibangun diatas teori tertentu. Dengan pendekatan ilmiah tersebut orang berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka  untuk diuji oleh siapa saja yang ingin menguji.[17]
Ilmu dapat berkembang apabila ada kegiatan berfikir ilmiah, sebab dengan berfikir ilmiah inilah hampir semua fakta, hipotesis dan argumen semuanya akan diuji dan diteliti secara ilmiah untuk kemudian diambil suatu kesimpulan yang juga harus teruji kebenarannya. Pada umumnya suatu kebenaran imiah dapat diterima karena 3 alasan, yaitu:
a.    Adanya koheran/konsisten.
Bahwa suatu pernytaan dianggap benar jika pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap dan diyakini kebenarannya.
b.    Adanya koresponden.
 Bahwa suatu pernyataan dapat dianggap benar jika materi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan tersebut berhubungan atau mempunyai koresponden dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
c.    Progmatis.
Bahwa pernyataan dipercayai benar karena pernyataan tersebut mempunyai sifat fungsional dalam kehidupan praktis. Suatu pernyataan atau suatu kesimpulan dianggap benar jika pernyataan tersebut mempunyai sifat pragmatis dalam kehidupan sehari-hari.[18]
Di dalam pendekatan ilmiah dituntut untuk dilakukan cara-cara atau langkah-langkah tertentu dengan tata urutan yang tertentu pula sehingga tercapai pengetahuan yang benar atau logis. Cara ilmiah ini merupakan syarat mutlak untuk timbulnya ilmu, yang dapat diterima oleh akal dengan berfikir ilmiah. Untuk dapat berfikir ilmiah maka akan melalui tiga tahap:
1)   Skeptik.
Adalah upaya untuk selalu menanyakan bukti-bukti atau fakta-fakta terhadap setiap pernyataan.
2)   Analitik.
Adalah kegiatan untuk selalu menimbang-nimbang setiap permasalahan yang dihadapinya, mana yang relevan, mana yang menjadi masalah utama dan sebagainya.
3)   Kritik.
Adalah berupaya untuk mengembangkan kemampuan menimbangnya selalu obyektif. Untuk ini maka dituntut agar data dan pola berpikirnya selalu logis.
Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi hampir setiap orang, karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan pribadi, bias, dan perasaan. Cara penyimpulannya bukan subyektif, melainkan obyektif.
Dengan pendekatan ilmiah itu orang berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang menghendaki untuk mengujinya.[19]




DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Dudung. 2003. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Kurnia Kalam  Semesta.
Ali, Mukti. 1991. Metode Memahami Agama Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Dessy Wulansari, A. 2012. Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktis dengan Menggunakan SPSS. Ponorogo: STAIN Po Press.

Hadi, Amirul. 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.

I.R. Poedjawijatna. 1987. Tahu dan Pengetahuan, Pengantar ke IImu dan Filsafat. Jakarta: Bina Aksara.

Kartiko Widi, R. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mahmud, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Muhadjir, Noeng. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Serasin.

Narbuko, C. dan Achmadi, A. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Rozak, Abdul. 2008. Metodologi Studi Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Sunggono, Bambang. 2011. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja GRAFINDO Persada.

Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM. 2003. Filsafat Ilmu. Liberty: Yogyakarta.












[1] Abdul Rozak, Metodologi Studi Islam (Bandung: pustaka setia, 2008), hal. 68.
[2] Ibid...,
[3] ibid...,
[4] Mukti Ali, Metode Memahami Agama Islam (Jakarta: Bulan Bintang,1991), hal. 27.
[5] Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 1-3.
[6] Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 1998), hal. 39.
[7] Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal. 68.
[8] Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Serasin, 1998), hal. 3.
[9]  Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 34.
[10]  Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Prenada Media, 2010), hal. 3.
[11] I.R. Poedjawijatna, Tahu dan Pengetahuan, Pengantar ke IImu dan Filsafat (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hal. 16.
[12] Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu (Liberty: Yogyakarta, 2003),  hal.136.
[13] Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2003), hal. 1.
[14] Ibid..., hal. 3-4.
[15] Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktis dengan Menggunakan SPSS, (Ponorogo: STAIN Po Press, 2012), hal. 3.
[16] Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta: PT. Raja GRAFINDO Persada, 2011), hal.  28.
[17] Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 14-17.
[18] Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal. 18.
[19] Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal.  6-7.

No comments:

Post a Comment