Thursday 16 October 2014

KONSEP STRATEGI DAN PENDEKATAN METODE PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN ISLAM



PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam proses pendidikan diperlukan suatu perhitungan tentang kondisi dan situasi panjang. Dengan perhitungan tersebut, maka proses pendidikan Islam akan lebih terarah kepada tujuan yang hendak dicapai, karena segala sesuatunya telah direncanakan secara matang.
Itulah sebabnya pendidikan memerlukan strategi yang menyangkut pada masalah bagaimana melaksanakan proses pendidikan terhadap sasaran pendidikan dengan melihat situasi dan kondisi yang ada, dan bagaimana agar dalam proses tersebut tidak terdapat hambatan serta gangguan baik internal maupun eksternal yang menyangkut kelembagaan atau lingkungan sekitarnya.[1]
Dalam pembelajaran, metode dan pendekatan tidak bisa dipisahkan karena kedua unsur ini merupakan alat dan cara yang digunakan untuk menunjang kelancaran pendidikan.

B.       Pokok Permasalahan
1.      Bagaimana konsep strategi pendidikan dalam konteks proses pendidikan Islam?
2.      Bagaimana konsep pendekatan metode dalam konteks proses pendidikan islam?





PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN
Kata strategi pembelajaran terdiri dari dua kata, strategi dan pembelajaran. Strategi berasal dari bahasa Yunani “strategos”. Sebagai kata kerja strategos merupakan gabungan dari kata “stratus” yang berarti militer dan “ago” yang mempunyai arti memimpin. Memang pada awalnya kata strategi diartikan sebagai suatu kegiatan memimpin militer dalam menjalankan tugas-tugas di lapangan. Jika dihubungkan dengan pembelajaran, maka strategi pembelajaran adalah sebagai pola-pola umum kegatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.[2]
Dalam proses pendidikan taktik tidak lazim digunakan, akan tetapi dipergunakan istilah metode atau teknik. Metode dan teknik mempunyai pengertian yang berbeda mekipun tujuannya sama. Metode adalah cara mengerjakan sesuatu. Jadi metode mempunyai pengertian yang lebih luas dan lebih ideal dan konsepsional. Namun demikian strategi yang baik adalah bila dapat melahirkan metode yang baik pula, sebab metode adalah merupakan suatu cara pelaksanaan strategi.[3]
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.[4]

B.       Konsep Strategi Pendidikan Islam
Strategi pendidikan pada hakekatnya adalah pengetahuan atau seni mendayagunakan semua faktor/kekuatan untuk mengamankan sasaran kependidikan yang hendak dicapai melalui perencanaan dan pengarahan dalam operasionalisasi sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan yang ada, termasuk pula perhitungan tentang hambatan-hambatan baik fisik maupun non fisik (seperti mental spiritual dan moral baik dari subyek, obyek maupun lingkungan sekitar).
Dalam pendidikan islam, strategi pendidikan islam agar tujuan pendidikan Islam dapat tercapai semaksimal mungkin, maka dalam prosesnya yang meliputi lima faktor pendidikan harus selalu diwarnai dengan kandungan-kandungan dalam Al-Qur’an (Q.S Al-Mujadalah ayat 11).
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S AL-Mujadalah ayat: 11).[5]
Berikut nama-nama 101 strategi pembelajaran menurut Mel Silberman (1995), beserta pengelompokannya:
a.      Strategi Membangun Tim
1.      Trading place.                                       7. Really getting acquinted.
2.      Who is in the class.                               8. Team gateway.
3.      Group resume.                                      9. Reconnecting.
4.      Prediction.                                            10. The great wind blows.
5.      TV commercial.                                    11. Setting class ground rules.
6.      The company you keep.
b.      Strategi Penilaian Secara Cepat
12.  Assessment search.                               15. A Representative Sample.
13.  Questions students have.                      16. Class Concern.
14.  Instant Assessment.
c.       Strategi Melibatkan Peserta Didik
17.  Active knowledge sharing                    21. Exchanging view point.
18.  Rotating trio exchange.                                    22. True or false.
19.  Go to your post.                                   23. Buying into the course.
20.  Lightening the learning climate.
d.      Pengajaran Kelas Penuh
24.  Inquiring minds what to know.                        29. Guided teaching.
25.  Listening team.                                     30. Meet the guest.
26.  Guided note-taking.                             31. Acting out.
27.  Lecture bingo.                                      32. What’s MY line.
28.  Synergetic teaching.                             33. Video critic..
e.       Merangsang Diskusi Kelas
34.  Active debate.                                      38. Point counterpain.
35.  Town meeting.                                      39. Reading aloud.
36.  Three-stage fishbowl decision.             40. Trial by jury.
37.  Expanding panel.
f.       Pertanyaan Terlalu Singkat
41.  Learning starts with a question.           43. Role reversal questions.
42.  Planted questions.
g.      Belajar Dengan Cara Bekerja Sama
43.  Information search.                              47. Learning tournament.
44.  The study group.                                  48. The power of two.
45.  Card sort.                                             49. Quiz team.
h.      Mengajar Teman Sebaya
50.  Goup to group.                                     54. Student-created case studies.
51.  Jigsaw learning.                                    55. In the news.
52.  Everyone is a teacher here.                   56. Poster session.
53.  Peer lesson.
i.        Belajar Mandiri
57.  Imangine.                                              60. Action learning.
58.  Writing in the here and now.                61. Learning journals.
59.  Mind Maps.                                          62. Learning contract.
j.        Belajar Afektif
63.  Seeing now it is.                                   66. Active self-assessment.
64.  Bilboard ranking.                                  67. Role Models.
65.  What? So what? Now what?.
k.      Pengembangan Kecakapan
68.  Firing line.                                            74. Silent demonstraton.
69.  Active observation and feedback.        75. Pacticle-rehearsal pairs.
70.  Non threatening role playing.               76. I am the.
71.  Triple role playing.                                77. Curveballs.
72.  Rotating roles.                                      78. Advisory group.
73.  Modeling the way.
l.        Strategi-strategi Meninjau Ulang
79.  Index card match.                                84. College Ball.
80.  Topical review.                                     85. Student recap.
81.  Giving questions and getting answer.  86. Bingo review.
82.  Crossword puzzle.                                87. Hollywood squares review.
83.  Jeopardy review.
m.    Penilaian Diri.
88.  Reconsidering.                                      93. Keep on learning.
89.  Return on yur investmen.                     94. Bumper stickers.
90.  Gallery of learning.                               95. I here by resolve.
91.  Physical self-assessment.                      96. Follow up question.
92.  Assessment collage.                              97. Sticking to it.
n.      Sentimen Terakhir
98.  Goo bye scrabble.                                 100. Class Photo.
99.  Connection.                                          101. The final exam.
Demikian macam-macam 101 strategi pembelajaran yang sangat penting untuk dikuasai dan dipahami bagi para guru, dosen dan pelatih (trainer) yang selalu ingin meningkatkan kualitas proses pembelajarannya.[6]
Adapula Konsep strategi pendidikan dalam proses pembelajaran, konsep dasar yang harus diperhatikan oleh guru adalah:
1.      Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku.
2.      Menentukan pilihan bekenaan dengan pendekatan pembelajaran, memilih prosedur, metode, dan tekhnik pembelajaran.
3.      Norma dan kriteria keberhasilan kegiatan pembelajaran.[7]
Berdasarkan penjelasan konsep diatas, dapat diketahui bahwa setiap guru hendaknya memahami strategi yang harus dirancang sebelum menjalankan proses pembelajaran pendidikan islam tersebut. Dengan demikian, diharapkan proses pembelajaran akan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

C.      Konsep Pendekatan Metode Pendidikan Islam
Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos yang artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.[8]
Sementara itu, pendidikan merupakan usaha membimbing dan membina serta bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik ke arah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-manusia muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mwujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai Khalifah Allah SWT, Baik kepada Tuhannya, sesama manusia, dan sesama makhluk lainnya. Pendidikan yang dimksud selalu berdasarkan kepada ajaran Al-Qur'an dan Al-Hadits.[9]
     Dalam penggunaan metode pendidikan islam yang perlu dipahami adalah bagaiman seseorag pendidik dapat memahami hakikat metode dalam relevansinya dengan tujuan utama pendidikan Islam yaitu terbentuknya pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah SWT. Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran Islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk  mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara mantab.
Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan Islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik.
Tugas utama metode pendidikan Islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan pendagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang terealisasi melalui penyampaian keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami, menghayati, dan meyakini materi yang diberiakan, serta meningkatkan ketrampilan olah pikir.[10]
1.    Sumber Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan Islam dalam penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang sumbernya berada di dalam Al Qur’an dan Al Hadits. Oleh karena itu untuk mendalaminya, kita perlu mengungkapkan implikasi-implikasi metode kependidikan dalam kitab suci Al Qur’an dan Al Hadits tersebut antara lain sebagai berikut :
1.    Gaya bahasa dan ungkapan yang terdapat dalam firman-firman Allah dalam al Qur’an menunjukkan fenomena bahwa firman Allah itu mengandung nilai-nilai metode yang mempunyai corak dan ragam sesuai tempat dan waktu serta sasaran yang dihadapi. Namun yang sangat esensial adalah bahwa firman-firman-Nya itu senantiasa mengandung hikmah kebijaksanaan secara metode, dan disesuaikan dengan kecenderuangan/kemampuan kejiwaan manusia yang hidup dala situai dan kondisi tertentu yang berbeda-beda.
2.    Dalam memberikan perintah dan larangan Allah senantiasa memperhatikan kadar kemampuan masing-masing hamba-Nya, sehingga taklif (beban)nya berbeda-beda meskipun dalam tugas yang sama. Perbedaan kemampuan manusia dalam memikul beban tugas dan tanggung jawab mengharuskan sikap mendidik dari tuhan itu sendiri sebagai Zat Maha Pendidik. Dengan demikian perbedaan-perbedaan individual  anak didik, bila dilihat dari segi metode kandungan Al Qur’an diakui dan dihormati, sehingga heteroginitas itu diwujudkan dalam pembidangan ilmu dan ketrampilan serta kekaryaan/ jabatan/ pekerjaan, maka bagi dinamika perkembangan umat manusia itu sendiri.[11]
3.    Pendidikan Islam dan pengajaran Islam dapat diterima oleh objek pendidikan dengan menggunakan pendekatan bersifat multi approach  yang meliputi antara lain :
a.    Pendekatan Religius yang menitik beratkan kepada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang berjiwa religius dengan bakat-bakat keagamaan.
b.    Pendekatan Filosofis yang memandang bahwa manusia adalah makhluk rasional atau “homo rationale”, sehingga segala sesuatu yang menyangkut pengembangannya didasarkan pada sejauh mana kemampuan berfikirnya dapat dikembangkan sampai pada titik maksimal perkembangannya.
c.    Pendekatan Sosio Kultural yang bertumpu pada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga dipandang sebagai “homo sosius”  dan “homo sapiens”  dalam kehidupan bermasyarakat dan berkebudayaan. Dengan demikian pengaruh lingkungan masyarakat dan perkembangannya sangat besar artinya bagi proses pendidikan individualnya.
d.   Pendekatan Scientific, dimana titik beratnya terletak pada pandangan bahwa manusia memiliki kemampuan menciptakan (kognitif), berkemauan (konatif) dan merasa (emosional atau effektif). Pendidikan harus dapat mengembangkan kemampuan analitis-analitis dan refleksi dalam berfikir.[12]
2.    Metode Pendidikan Islam
Pada dasarnya metode pendidikan Islam sangat efektif dalam membina kepribadian anak didik dan memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini memungkinkan puluhan ribu kaum mukminin dapat membuka hati manusia untuk menerima petunjuk ilahi dan konsep-konsep pendepan Islam. Selain itu, metode pendidikan islam akan mampu menempatkan manusia diatas luasnya permukaan bumi dan dalam masa yang tidak demikian kepada penghuni bumi lainnya.[13]
Metode yang dianggap penting dan paling menonjol adalah :
1.    Metode dialog Qur’ani dan Nabawi adalah pendidikan dengan cara berdiskusi sebagaimana yang digunakan oleh Al-Qur’an dan hadits-hadits nabi. Metode ini, disebut pula metode khiwar yang meliputi dialog khitabi  dan ta’abudi (bertanya dan lalu menjawab) dialog deskriptif dan dialog naratif (menggambarkan dan lalu mencermati), dialog argumentatif (berdiskusi lalu mengemukakan alasan), dan dialog nabawi (menanamkan rasa percaya diri, lalu beriman). Untuk yang terkhir ini, dialog Nabawi sering dipraktekkan oleh sahabat ketika mereka bertanya sesuatu kepada Rosulullah.
2.    Dialog qur’ani merupakan jembatan yang dapat menghubungkan pemikiran seseoarang dengan orang lain, sehingga mempunyai dampak terhadap jiwa peserta didik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:
a.    Permasalahan yang disajikan secara dinamis.
b.    Peserta dialog tertarik untuk terus mengikuti jalannya percakapan itu.
c.    Dapat membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa.
d.   Topik pembicaraan yang disajikan secara realistis dan manusiawi.
Dapat dirumuskan bahwa dialog qur’ani-nabawi adalah metode pendidikan Islam yang sangat efektif dalam upaya menanamkan iman  pada diri seseorang, sehingga sikap dan perilakunya senantiasa terkontrol dengan baik.
3.    Metode Kisah Qur’ani dan Nabawi
Metode kisah disebut juga metode cerita yakni cara mendidik dengan mengandalkan bahsa, baik lisan maupun tertulis dengan menyampaikan pesan dari sumber pokok sejarah islam, yakin Al-qur’an dan Hadits.
Dalam Al-qur’an dijumpai banyak kisah, terutama yang berkenaan dengan misi kerasulan dan umat masa lampau. Muhammad Qutb berpendapat bahwa kisah-kisah yang ada dalam Al-qur’an dikategorikan kedalam tiga bagian: Pertama, kisah yang menunjukkan tempat, tokoh dan gambaran peristiwa. Kedua, kisah yang menunjukkan peristiwa dan keadaan tertentu tanpa menyebut nama dan tempat kejadian. Ketiga, kisah dalam bentuk dialog yang terkadang taidak disebutkan pelakunya dan dimana tempat kejadiannya.
Pentingnya metode kisah diterapkan dalam dunia pendidikan karena dengan metode ini, akan memberikan kekuatan psikologis kepada peserta didik, dalam artian bahwa dengan mengemukakan kisah-kisah nabi kepada peserta didik, mereka secara psikologis terdorong untuk menjadikan Nabi-nabi tersebut sebagai uswah (suri tauladan).
Kisah-kisah dalam Al-qur’an dan Hadits, secra umum bertujuan untuk memberikan pengajaran terutama kepada orang-orang yang mau menggunakan akalnnya. Relevansi antara cerita Qur’ani dengan metode penyampaian cerita dalam lingkungan pendidikan ini sangat tinggi. Metode ini merupakan suatu bentuk teknik penyampaian informasi dan instruksi yang amat  bernilai, dan seoarang pendidik harus dapat memanfaatkan potensi kisah bagi pembentukan sikap yang merupakan bagian esensial pendidikan Qur’ani dan Nabawi.
4.    Metode Perumpamaan
Metode ini, disebut pula metode “amsal” yakni cara mendidik dengan memberikan perumpamaan, sehingga mudah memahami suatu konsep. Perumpamaan yang diungkapkan Al-qur’an memiliki tujuan psikologi edukatif, yang ditunjukkan oleh kedalaman makna dan ketinggian maksudnya.
Dampak edukatif dari perumpamaan Al-quran dan Nabawi diantaranya :
a.    Memberikan kemudahan dalam memahami suatu konsep yang abstrak, ini terjadi karena perumpamaan itu mengambil benda sebagai contoh konkrit dalam Al-Quran.
b.    Mempengaruhi emosi yang sejalan dengan konsep yang diumpamakan dan untuk mengembangkan aneka perasaan ketuhanan.
c.    Membina akal untuk terbiasa berfikir secara valid pada analogis melalui penyebutan premis-premis.
d.   Mampu mencipatan motivasi yang menggerakkan aspek emosi dan mental manusia.
5.    Metode keteladanan
Metode ini, disebut juga metode meniru yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladan yang baik kepada anak didik. Dalam Al-qur’an, kata teladan diproyeksikan dengan kata uswah” yang kemudian diberikan sifat dibelakangnya seperti sifat hasanah” yang berarti teladan yang baik.
Metode keteladanan adalah suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladanan yang baik kepada anak didik agar ditiru dan dilaksanakan. Dengan demikian metode keteladanan ini bertujuan untuk menciptakan akhlak al-mahmudah”  kepada  peserta didik.
Acuan dasar dalam berakhlak ”al-mahmudah” adalah Rosulullah dan para Nabi lainnya yang merupakan suri tauladan bagi umatnya. Seorang pendidik dalam berinteraksi dengan anak didiknya akan menimbulkan respon tertentu baik positif maupun negatif, seorang pendidik sama sekali tidak boleh bersikap otoriter, terlebih memaksa anak didik dengan cara-cara yang merusak fitrohnya.
Nilai edukatif keteladanan daam dunia pendidikan adalah metode influitif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk moral spriritual dan sosial anak didik. Keteladanan itu ada dua macam:
a.    Sengaja berbuat untuk secara sadar ditiru oleh si terdidik.
b.    Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang akan ditanamkan pada terdidik, sehingga tanpa sengaja menjadi teladan bagi terdidik.
6.    Metode Ibrah dan Mau’izhah
Metode ini disebut juga metode “nasehat” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberi motivasi. Metode Ibrah atau mau’zhah (nasehat) sangat efektif dalam pembentukan mana anak didik terhadap hakekat sesuatu,serta memotivasinya untuk bersikap luhur, berakhlak mulia dan membekalinya dengan prinsip-prinsip islam.
Menurut Al-qur’an, metode nasehat hanya diberikan kepada mereka yang melanggar peraturan dalam arti ketika suatu kebenaran telah sampai kepadanya, mereka seolah-olah tidak mau tau kebenaran tersebut terlebih melaksanakannnya. Pernyataan ini menunjukkan adanya dasar psikologis yang kuat, karena orang pada umumnya kurang senang dinasehati, terlebih jika ditunjukkan kepada pribadi tertentu.
7.    Metode Targhib dan Tarhib.
Metode ini, disebut pula metode “ancaman”  dan atau “intimidasi” yagni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan hukuman atas kesalahan yang dilakukan peserta didik. Istilah targhib dan tarhib dalam al-qur’an dan as-sunnah berarti ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang disebabkan oleh suatu dosa kepada Allah dan Rosulnya. jadi, iya juga dapat diartikan sebagai ancaman Allah melalui penonjolan salah satu sifat keagungan dan kekuatan illahiyah agar mereka (peserta didik) teringat untuk tidak melakukan kesalahan.[14]




KESIMPULAN

Kata strategi pembelajaran terdiri dari dua kata, strategi dan pembelajaran. Strategi berasal dari bahasa Yunani “strategos”. Sebagai kata kerja strategos merupakan gabungan dari kata “stratus” yang berarti militer dan “ago” yang mempunyai arti memimpin.
Dalam proses pendidikan taktik tidak lazim digunakan, istilah metode atau teknik. Metode dan teknik mempunyai pengertian yang berbeda mekipun tujuannya sama. Metode adalah cara mengerjakan sesuatu.
Setiap guru hendaknya  memahami dan menguasai strategi yang harus dirancang sebelum menjalankan proses pembelajaran pendidikan islam tersebut. Dengan demikian, diharapkan proses pembelajaran akan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Fungsi metode pendidikan Islam adalah memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan atau pendekatan yang serasi antara pendidik dan peserta didik. Proses tersebut bisa direalisasikan dengan cara melakukan hubungan pendidikan melalui penyampaian keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami, menghayati, dan meyakini materi yang diberikan, serta meningkatkan ketrampilan olah pikir para peserta didik.







DAFTAR PUSTAKA

An Nahlawi, Abdurrahman. 2004. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Gema Insani.
Armai, Arief. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Basuki dan Ulum, Miftahul. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Ponorogo: STAIN Po Press.
Silberman, Mel. 2007. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Ubhiyati, Nur. 1997. Ilmu Pendidikan Islam II. Bandung : CV. Pustaka Setia.
http://aniqlutfi.blogspot.com/2010/12/strategi-pembelajaran-agama-islam.html.
http://mtk2012unindra.blogspot.com/2012/10/definisi-pendekatan-pembelajaran.html.




 


[1] Basuki dan Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam (Ponorogo: STAIN Po Press, 2007), hal. 138-139.
[2] http://aniqlutfi.blogspot.com/2010/12/strategi-pembelajaran-agama-islam.html
[3] Ibid,...Basuki dan Miftahul Ulum, hal. 139.
[4] http://mtk2012unindra.blogspot.com/2012/10/definisi-pendekatan-pembelajaran.html
[5] Ibid,...Basuki dan Miftahul Ulum, hal. 139-140
[6] Mel Silberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007), hal. 44-289.
[7] http://aniqlutfi.blogspot.com/2010/12/strategi-pembelajaran-agama-islam.html
[8] Nur Ubhiyati, Ilmu Pendidikan Islam II (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997), hal. 99.
[9] Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 41.
[11] Ibid,...Nur Ubhiyati, hal. 100.
[12] Ibid,...Basuki dan Miftahul Ulum, hal. 141.
[13] Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat (Jakarta: Gema Insani, 1995), hal. 204.

1 comment: