PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam proses pendidikan diperlukan suatu perhitungan tentang
kondisi dan situasi panjang. Dengan perhitungan tersebut, maka proses
pendidikan Islam akan lebih terarah kepada tujuan yang hendak dicapai, karena
segala sesuatunya telah direncanakan secara matang.
Itulah sebabnya pendidikan memerlukan strategi yang menyangkut pada
masalah bagaimana melaksanakan proses pendidikan terhadap sasaran pendidikan
dengan melihat situasi dan kondisi yang ada, dan bagaimana agar dalam proses
tersebut tidak terdapat hambatan serta gangguan baik internal maupun eksternal
yang menyangkut kelembagaan atau lingkungan sekitarnya.[1]
Dalam pembelajaran, metode dan pendekatan tidak bisa
dipisahkan karena kedua unsur ini merupakan alat dan cara yang digunakan untuk
menunjang kelancaran pendidikan.
B.
Pokok Permasalahan
1.
Bagaimana konsep strategi pendidikan dalam konteks proses
pendidikan Islam?
2.
Bagaimana konsep pendekatan metode dalam konteks proses pendidikan
islam?
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Kata strategi pembelajaran terdiri dari dua kata, strategi dan
pembelajaran. Strategi berasal dari bahasa Yunani “strategos”. Sebagai
kata kerja strategos merupakan gabungan dari kata “stratus” yang berarti
militer dan “ago” yang mempunyai arti memimpin. Memang pada awalnya kata
strategi diartikan sebagai suatu kegiatan memimpin militer dalam menjalankan
tugas-tugas di lapangan. Jika dihubungkan dengan pembelajaran, maka strategi
pembelajaran adalah sebagai pola-pola umum kegatan guru anak didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan.[2]
Dalam proses pendidikan taktik tidak lazim digunakan, akan tetapi
dipergunakan istilah metode atau teknik. Metode dan teknik mempunyai
pengertian yang berbeda mekipun tujuannya sama. Metode adalah cara
mengerjakan sesuatu. Jadi metode mempunyai pengertian yang lebih luas dan
lebih ideal dan konsepsional. Namun demikian strategi yang baik adalah bila
dapat melahirkan metode yang baik pula, sebab metode adalah merupakan suatu
cara pelaksanaan strategi.[3]
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.[4]
B.
Konsep Strategi Pendidikan Islam
Strategi pendidikan pada hakekatnya adalah pengetahuan atau seni
mendayagunakan semua faktor/kekuatan untuk mengamankan sasaran kependidikan
yang hendak dicapai melalui perencanaan dan pengarahan dalam operasionalisasi
sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan yang ada, termasuk pula perhitungan
tentang hambatan-hambatan baik fisik maupun non fisik (seperti mental
spiritual dan moral baik dari subyek, obyek maupun lingkungan sekitar).
Dalam pendidikan islam, strategi pendidikan islam agar tujuan
pendidikan Islam dapat tercapai semaksimal mungkin, maka dalam prosesnya yang
meliputi lima faktor pendidikan harus selalu diwarnai dengan
kandungan-kandungan dalam Al-Qur’an (Q.S Al-Mujadalah ayat 11).
Hai orang-orang beriman apabila kamu
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Q.S AL-Mujadalah ayat: 11).[5]
Berikut nama-nama 101 strategi pembelajaran menurut Mel Silberman
(1995), beserta pengelompokannya:
a.
Strategi Membangun Tim
1.
Trading place. 7.
Really getting acquinted.
2.
Who is in the class. 8.
Team gateway.
3.
Group resume. 9.
Reconnecting.
4.
Prediction. 10.
The great wind blows.
5.
TV commercial. 11.
Setting class ground rules.
6.
The company you keep.
b.
Strategi Penilaian Secara Cepat
12.
Assessment search. 15.
A Representative Sample.
13.
Questions students have. 16.
Class Concern.
14.
Instant Assessment.
c.
Strategi Melibatkan Peserta Didik
17.
Active knowledge sharing 21.
Exchanging view point.
18.
Rotating trio exchange. 22.
True or false.
19.
Go to your post. 23.
Buying into the course.
20.
Lightening the learning climate.
d.
Pengajaran Kelas Penuh
24.
Inquiring minds what to know. 29.
Guided teaching.
25.
Listening team. 30.
Meet the guest.
26.
Guided note-taking. 31.
Acting out.
27.
Lecture bingo. 32.
What’s MY line.
28.
Synergetic teaching. 33.
Video critic..
e.
Merangsang Diskusi Kelas
34.
Active debate. 38.
Point counterpain.
35.
Town meeting. 39.
Reading aloud.
36.
Three-stage fishbowl decision. 40.
Trial by jury.
37.
Expanding panel.
f.
Pertanyaan Terlalu Singkat
41.
Learning starts with a question. 43.
Role reversal questions.
42.
Planted questions.
g.
Belajar Dengan Cara Bekerja Sama
43.
Information search. 47.
Learning tournament.
44.
The study group. 48.
The power of two.
45.
Card sort. 49.
Quiz team.
h.
Mengajar Teman Sebaya
50.
Goup to group. 54.
Student-created case studies.
51.
Jigsaw learning. 55.
In the news.
52.
Everyone is a teacher here. 56.
Poster session.
53.
Peer lesson.
i.
Belajar Mandiri
57.
Imangine. 60.
Action learning.
58.
Writing in the here and now. 61.
Learning journals.
59.
Mind Maps. 62.
Learning contract.
j.
Belajar Afektif
63.
Seeing now it is. 66.
Active self-assessment.
64.
Bilboard ranking. 67.
Role Models.
65.
What? So what? Now what?.
k.
Pengembangan Kecakapan
68.
Firing line. 74.
Silent demonstraton.
69.
Active observation and feedback. 75.
Pacticle-rehearsal pairs.
70.
Non threatening role playing. 76.
I am the.
71.
Triple role playing. 77.
Curveballs.
72.
Rotating roles. 78.
Advisory group.
73.
Modeling the way.
l.
Strategi-strategi Meninjau Ulang
79.
Index card match. 84. College Ball.
80.
Topical review. 85.
Student recap.
81.
Giving questions and getting answer. 86. Bingo review.
82.
Crossword puzzle. 87.
Hollywood squares review.
83.
Jeopardy review.
m.
Penilaian Diri.
88.
Reconsidering. 93.
Keep on learning.
89.
Return on yur investmen. 94.
Bumper stickers.
90.
Gallery of learning. 95.
I here by resolve.
91.
Physical self-assessment. 96.
Follow up question.
92.
Assessment collage. 97.
Sticking to it.
n.
Sentimen Terakhir
98.
Goo bye scrabble. 100.
Class Photo.
99.
Connection. 101.
The final exam.
Demikian macam-macam 101 strategi pembelajaran yang sangat penting untuk
dikuasai dan dipahami bagi para guru, dosen dan pelatih (trainer) yang selalu
ingin meningkatkan kualitas proses pembelajarannya.[6]
Adapula Konsep strategi pendidikan dalam proses pembelajaran,
konsep dasar yang harus diperhatikan oleh guru adalah:
1.
Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku.
2.
Menentukan pilihan bekenaan dengan pendekatan pembelajaran, memilih
prosedur, metode, dan tekhnik pembelajaran.
3.
Norma dan kriteria keberhasilan kegiatan pembelajaran.[7]
Berdasarkan penjelasan konsep diatas, dapat diketahui bahwa setiap
guru hendaknya memahami strategi yang harus dirancang sebelum menjalankan
proses pembelajaran pendidikan islam tersebut. Dengan demikian, diharapkan
proses pembelajaran akan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang
diinginkan.
C.
Konsep Pendekatan Metode Pendidikan
Islam
Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta
yang artinya melalui dan hodos yang
artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan.[8]
Sementara itu, pendidikan merupakan usaha membimbing dan membina serta
bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik ke arah
kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka pendidikan
Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-manusia muslim yang mampu
mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mwujudkan dan merealisasikan tugas
dan fungsinya sebagai Khalifah Allah SWT, Baik kepada Tuhannya, sesama manusia,
dan sesama makhluk lainnya. Pendidikan yang dimksud selalu berdasarkan kepada
ajaran Al-Qur'an dan Al-Hadits.[9]
Dalam penggunaan metode
pendidikan islam yang perlu dipahami adalah bagaiman seseorag pendidik dapat
memahami hakikat metode dalam relevansinya dengan tujuan utama pendidikan Islam
yaitu terbentuknya pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi
kepada Allah SWT. Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil
belajar mengajar ajaran Islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan
menimbulkan kesadaran peserta didik untuk
mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi yang
menimbulkan gairah belajar peserta didik secara mantab.
Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan Islam adalah
mengarahkan keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik untuk
belajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan
belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik.
Tugas utama metode pendidikan Islam adalah mengadakan aplikasi
prinsip-prinsip psikologis dan pendagogis sebagai kegiatan antar hubungan
pendidikan yang terealisasi melalui penyampaian keterangan dan pengetahuan agar
siswa mengetahui, memahami, menghayati, dan meyakini materi yang diberiakan,
serta meningkatkan ketrampilan olah pikir.[10]
1. Sumber
Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan Islam dalam penerapannya banyak menyangkut
wawasan keilmuan pendidikan yang sumbernya berada di dalam Al Qur’an dan Al
Hadits. Oleh karena itu untuk mendalaminya, kita perlu mengungkapkan implikasi-implikasi
metode kependidikan dalam kitab suci Al Qur’an dan Al Hadits tersebut antara
lain sebagai berikut :
1.
Gaya bahasa
dan ungkapan yang terdapat dalam firman-firman Allah dalam al Qur’an
menunjukkan fenomena bahwa firman Allah itu mengandung nilai-nilai metode yang
mempunyai corak dan ragam sesuai tempat dan waktu serta sasaran yang dihadapi.
Namun yang sangat esensial adalah bahwa firman-firman-Nya itu senantiasa
mengandung hikmah kebijaksanaan secara metode, dan disesuaikan dengan
kecenderuangan/kemampuan kejiwaan manusia yang hidup dala situai dan kondisi
tertentu yang berbeda-beda.
2.
Dalam
memberikan perintah dan larangan Allah senantiasa memperhatikan kadar kemampuan
masing-masing hamba-Nya, sehingga taklif (beban)nya berbeda-beda meskipun dalam
tugas yang sama. Perbedaan kemampuan manusia dalam memikul beban tugas dan
tanggung jawab mengharuskan sikap mendidik dari tuhan itu sendiri sebagai Zat
Maha Pendidik. Dengan demikian perbedaan-perbedaan individual anak didik, bila dilihat dari segi metode
kandungan Al Qur’an diakui dan dihormati, sehingga heteroginitas itu diwujudkan
dalam pembidangan ilmu dan ketrampilan serta kekaryaan/ jabatan/ pekerjaan,
maka bagi dinamika perkembangan umat manusia itu sendiri.[11]
3.
Pendidikan
Islam dan pengajaran Islam dapat diterima oleh objek pendidikan dengan
menggunakan pendekatan bersifat multi approach yang meliputi antara lain :
a. Pendekatan Religius yang
menitik beratkan kepada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang berjiwa
religius dengan bakat-bakat keagamaan.
b. Pendekatan Filosofis yang
memandang bahwa manusia adalah makhluk rasional atau “homo rationale”,
sehingga segala sesuatu yang menyangkut pengembangannya didasarkan pada sejauh
mana kemampuan berfikirnya dapat dikembangkan sampai pada titik maksimal
perkembangannya.
c. Pendekatan Sosio Kultural yang
bertumpu pada pandangan bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan
berkebudayaan sehingga dipandang sebagai “homo sosius” dan “homo sapiens” dalam kehidupan bermasyarakat dan
berkebudayaan. Dengan demikian pengaruh lingkungan masyarakat dan
perkembangannya sangat besar artinya bagi proses pendidikan individualnya.
d. Pendekatan Scientific, dimana titik
beratnya terletak pada pandangan bahwa manusia memiliki kemampuan menciptakan (kognitif),
berkemauan (konatif) dan merasa (emosional atau effektif).
Pendidikan harus dapat mengembangkan kemampuan analitis-analitis dan refleksi
dalam berfikir.[12]
2. Metode
Pendidikan Islam
Pada
dasarnya metode pendidikan Islam sangat efektif dalam membina kepribadian anak
didik dan memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini memungkinkan puluhan
ribu kaum mukminin dapat membuka hati manusia untuk menerima petunjuk ilahi dan
konsep-konsep pendepan Islam. Selain itu, metode pendidikan islam akan mampu
menempatkan manusia diatas luasnya permukaan bumi dan dalam masa yang tidak
demikian kepada penghuni bumi lainnya.[13]
Metode yang
dianggap penting dan paling menonjol adalah :
1.
Metode
dialog Qur’ani dan Nabawi adalah pendidikan dengan cara
berdiskusi sebagaimana yang digunakan oleh Al-Qur’an dan hadits-hadits nabi.
Metode ini, disebut pula metode khiwar
yang meliputi dialog khitabi dan ta’abudi
(bertanya dan lalu menjawab) dialog deskriptif dan dialog naratif (menggambarkan
dan lalu mencermati), dialog argumentatif (berdiskusi lalu mengemukakan
alasan), dan dialog nabawi (menanamkan rasa percaya diri, lalu beriman). Untuk
yang terkhir ini, dialog Nabawi sering dipraktekkan oleh sahabat ketika mereka
bertanya sesuatu kepada Rosulullah.
2.
Dialog
qur’ani merupakan jembatan yang dapat menghubungkan pemikiran seseoarang dengan
orang lain, sehingga mempunyai dampak terhadap jiwa peserta didik. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:
a.
Permasalahan
yang disajikan secara dinamis.
b.
Peserta
dialog tertarik untuk terus mengikuti jalannya percakapan itu.
c.
Dapat
membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan dalam jiwa.
d.
Topik
pembicaraan yang disajikan secara realistis dan manusiawi.
Dapat
dirumuskan bahwa dialog qur’ani-nabawi adalah metode pendidikan Islam yang
sangat efektif dalam upaya menanamkan iman
pada diri seseorang, sehingga sikap dan perilakunya senantiasa
terkontrol dengan baik.
3.
Metode Kisah
Qur’ani dan Nabawi
Metode kisah
disebut juga metode cerita yakni cara mendidik dengan mengandalkan bahsa, baik
lisan maupun tertulis dengan menyampaikan pesan dari sumber pokok sejarah
islam, yakin Al-qur’an dan Hadits.
Dalam
Al-qur’an dijumpai banyak kisah, terutama yang berkenaan dengan misi kerasulan
dan umat masa lampau. Muhammad Qutb berpendapat bahwa kisah-kisah yang ada
dalam Al-qur’an dikategorikan kedalam tiga bagian: Pertama, kisah yang
menunjukkan tempat, tokoh dan gambaran peristiwa. Kedua, kisah yang
menunjukkan peristiwa dan keadaan tertentu tanpa menyebut nama dan tempat
kejadian. Ketiga, kisah dalam bentuk dialog yang terkadang taidak
disebutkan pelakunya dan dimana tempat kejadiannya.
Pentingnya
metode kisah diterapkan dalam dunia pendidikan karena dengan metode ini, akan
memberikan kekuatan psikologis kepada peserta didik, dalam artian bahwa dengan
mengemukakan kisah-kisah nabi kepada peserta didik, mereka secara psikologis
terdorong untuk menjadikan Nabi-nabi tersebut sebagai uswah (suri tauladan).
Kisah-kisah
dalam Al-qur’an dan Hadits, secra umum bertujuan untuk memberikan pengajaran
terutama kepada orang-orang yang mau menggunakan akalnnya. Relevansi antara
cerita Qur’ani dengan metode penyampaian cerita dalam lingkungan pendidikan ini
sangat tinggi. Metode ini merupakan suatu bentuk teknik penyampaian informasi
dan instruksi yang amat bernilai, dan
seoarang pendidik harus dapat memanfaatkan potensi kisah bagi pembentukan sikap
yang merupakan bagian esensial pendidikan Qur’ani
dan Nabawi.
4.
Metode
Perumpamaan
Metode ini,
disebut pula metode “amsal” yakni
cara mendidik dengan memberikan perumpamaan, sehingga mudah memahami suatu
konsep. Perumpamaan yang diungkapkan Al-qur’an memiliki tujuan psikologi
edukatif, yang ditunjukkan oleh kedalaman makna dan ketinggian maksudnya.
Dampak
edukatif dari perumpamaan Al-quran dan Nabawi diantaranya :
a.
Memberikan
kemudahan dalam memahami suatu konsep yang abstrak, ini terjadi karena
perumpamaan itu mengambil benda sebagai contoh konkrit dalam Al-Quran.
b.
Mempengaruhi
emosi yang sejalan dengan konsep yang diumpamakan dan untuk mengembangkan aneka
perasaan ketuhanan.
c.
Membina akal
untuk terbiasa berfikir secara valid pada analogis melalui penyebutan
premis-premis.
d.
Mampu
mencipatan motivasi yang menggerakkan aspek emosi dan mental manusia.
5.
Metode
keteladanan
Metode ini,
disebut juga metode meniru yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan
cara pendidik memberikan contoh teladan yang baik kepada anak didik. Dalam
Al-qur’an, kata teladan diproyeksikan dengan kata “uswah” yang kemudian diberikan sifat dibelakangnya seperti sifat “hasanah” yang berarti teladan yang baik.
Metode
keteladanan adalah suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik
memberikan contoh teladanan yang baik kepada anak didik agar ditiru dan
dilaksanakan. Dengan demikian metode keteladanan ini bertujuan untuk
menciptakan akhlak “al-mahmudah” kepada
peserta didik.
Acuan dasar
dalam berakhlak ”al-mahmudah” adalah
Rosulullah dan para Nabi lainnya yang merupakan suri tauladan bagi umatnya. Seorang
pendidik dalam berinteraksi dengan anak didiknya akan menimbulkan respon
tertentu baik positif maupun negatif, seorang pendidik sama sekali tidak boleh
bersikap otoriter, terlebih memaksa anak didik dengan cara-cara yang merusak
fitrohnya.
Nilai
edukatif keteladanan daam dunia pendidikan adalah metode influitif yang paling
meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk moral spriritual
dan sosial anak didik. Keteladanan itu ada dua macam:
a.
Sengaja
berbuat untuk secara sadar ditiru oleh si terdidik.
b.
Berperilaku
sesuai dengan nilai dan norma yang akan ditanamkan pada terdidik, sehingga tanpa
sengaja menjadi teladan bagi terdidik.
6.
Metode Ibrah
dan Mau’izhah
Metode ini
disebut juga metode “nasehat” yakni suatu metode pendidikan dan
pengajaran dengan cara pendidik memberi motivasi. Metode Ibrah atau mau’zhah (nasehat)
sangat efektif dalam pembentukan mana anak didik terhadap hakekat sesuatu,serta
memotivasinya untuk bersikap luhur, berakhlak mulia dan membekalinya dengan
prinsip-prinsip islam.
Menurut
Al-qur’an, metode nasehat hanya diberikan kepada mereka yang melanggar
peraturan dalam arti ketika suatu kebenaran telah sampai kepadanya, mereka
seolah-olah tidak mau tau kebenaran tersebut terlebih melaksanakannnya.
Pernyataan ini menunjukkan adanya dasar psikologis yang kuat, karena orang pada
umumnya kurang senang dinasehati, terlebih jika ditunjukkan kepada pribadi
tertentu.
7.
Metode Targhib
dan Tarhib.
Metode ini,
disebut pula metode “ancaman” dan atau
“intimidasi” yagni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik
memberikan hukuman atas kesalahan yang dilakukan peserta didik. Istilah targhib
dan tarhib dalam al-qur’an dan as-sunnah berarti ancaman atau intimidasi
melalui hukuman yang disebabkan oleh suatu dosa kepada Allah dan Rosulnya.
jadi, iya juga dapat diartikan sebagai ancaman Allah melalui penonjolan salah
satu sifat keagungan dan kekuatan illahiyah agar mereka (peserta didik) teringat
untuk tidak melakukan kesalahan.[14]
KESIMPULAN
Kata strategi pembelajaran terdiri dari dua kata, strategi dan
pembelajaran. Strategi berasal dari bahasa Yunani “strategos”. Sebagai
kata kerja strategos merupakan gabungan dari kata “stratus” yang berarti
militer dan “ago” yang mempunyai arti memimpin.
Dalam proses pendidikan taktik tidak lazim digunakan, istilah
metode atau teknik. Metode dan teknik mempunyai pengertian yang
berbeda mekipun tujuannya sama. Metode adalah cara mengerjakan
sesuatu.
Setiap guru hendaknya
memahami dan menguasai strategi yang harus dirancang sebelum menjalankan
proses pembelajaran pendidikan islam tersebut. Dengan demikian, diharapkan
proses pembelajaran akan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang
diinginkan.
Fungsi metode pendidikan Islam adalah memberi inspirasi pada peserta didik
melalui proses hubungan atau pendekatan yang serasi antara pendidik dan peserta
didik. Proses tersebut bisa direalisasikan dengan cara melakukan hubungan
pendidikan melalui penyampaian keterangan dan pengetahuan agar siswa
mengetahui, memahami, menghayati, dan meyakini materi yang diberikan, serta
meningkatkan ketrampilan olah pikir para peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
An Nahlawi, Abdurrahman.
2004. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah
dan Masyarakat. Jakarta: Gema Insani.
Armai, Arief.
2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi
Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Basuki dan
Ulum, Miftahul. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Ponorogo: STAIN
Po Press.
Silberman, Mel. 2007. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani.
Ubhiyati, Nur.
1997. Ilmu Pendidikan Islam II. Bandung
: CV. Pustaka Setia.
http://aniqlutfi.blogspot.com/2010/12/strategi-pembelajaran-agama-islam.html.
http://mtk2012unindra.blogspot.com/2012/10/definisi-pendekatan-pembelajaran.html.
[1] Basuki dan
Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam (Ponorogo: STAIN Po
Press, 2007), hal. 138-139.
[2]
http://aniqlutfi.blogspot.com/2010/12/strategi-pembelajaran-agama-islam.html
[3] Ibid,...Basuki
dan Miftahul Ulum, hal. 139.
[4] http://mtk2012unindra.blogspot.com/2012/10/definisi-pendekatan-pembelajaran.html
[5] Ibid,...Basuki dan Miftahul Ulum, hal. 139-140
[6] Mel Silberman, Active Learning:
101 Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007),
hal. 44-289.
[7]
http://aniqlutfi.blogspot.com/2010/12/strategi-pembelajaran-agama-islam.html
[8] Nur Ubhiyati, Ilmu Pendidikan Islam II (Bandung : CV. Pustaka
Setia, 1997), hal. 99.
[9] Arief Armai, Pengantar Ilmu
dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 41.
[11] Ibid,...Nur
Ubhiyati, hal. 100.
[12] Ibid,...Basuki
dan Miftahul Ulum, hal. 141.
[13] Abdurrahman An
Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah,
Sekolah dan Masyarakat (Jakarta: Gema Insani, 1995), hal. 204.
apa judul buku model gallery of learning
ReplyDelete